KANDIDAT PERUSAHAAN

Webinar Peluang Industri Fesyen Dan Strategi Penjualannya

24 Maret 2021 20:03 8018 KALI DIBACA 0 KOMENTAR 25 KALI DIBAGIKAN

APINDO & BPJS Ketenagakerjaan Mempersembahkan ”APINDO UMKM AKADEMI” kali ini Seri Industri Fesyen dengan judul Peluang Industri Fesyen Dan Strategi Penjualannya, diharapkan UMKM indonesia bisa bangkit kembali dengan adanya acara ini. Untuk bahasan kali ini khususnya akan membahas tentang Industri Fesyen tapi untuk Anda yang menjalankan bisnis selain dalam industri Fesyen pun bisa tetap dapat Insight yang menarik guna untuk memajukan Usaha Anda.

 

Seri webinar untuk UMKM dapat berbagi cerita dan mendapatkan masukan mengenai Peluang Industri Fesyen Dan Strategi Penjualannya yang dimiliki para mentor dan ahli di bidangnya.

 

Narasumber

 

LILA COKRONAGORO
Retail Fashion Expert

 

Fasilitator:


LISHIA ERZA (@Kefirlime)
CEO ASYX Supply Chain Financing & Komite Pengembangan Kewirausahaan APINDO

 

Hosted By:


DEWI MEISARI
Co-Founder ukmindonesia.id
Ketua Komite Bidang Kajian APINDO
_

 

Catat Tanggalnya

  • Rabu, 5 Agustus 2020
  • Pukul 15.00-17.00 WIB
  • Live on Zoom & TopKarir

 

Link Registration
https://bit.ly/daftarUMKM-akademi

 

GRAITS!!!!

 

Buat kamu yang hadir dalam acara akan mendapatkan e-Sertificate, Ilmu kewirausahaan, dan relasi


Pertanyaan Webinar Minggu Lalu - Keunggulan Produk untuk Menembus Pasar Global


Q: Saya bingung apakah terus menjalankan usaha keluarga yang sudah ada atau yakin untuk membangun usaha sendiri, faktor atau pertimbangan apa saja yang sekiranya bisa meyakinkan diri saya dalam membangun usaha sendiri atau meneruskan usaha keluarga?

A: Ini kembali kepada tujuan anda dalam berbisnis, keduanya bisa dipilih atau dijalankan selama selaras dengan tujuan anda dalam berbisnis.

Yang paling penting dalam menjalankan bisnis/usaha adalah keseriusan dan kegigihan dalam menjalankannya, artinya anda harus suka/senang dengan apa yang anda jalankan.

 

Q: Usaha saya mengalami kebangkrutan selama pandemic, bagaimana cara membangkitkan kembali usaha yang sudah bangkrut? Membuat usaha yang sama dan memperbaikinya atau melihat peluang baru?

A: Bisa dimulai dengan mengidentifikasi usaha anda kenapa bangkrut? Lalu identifikasi dan inventaris potensi yang mungkin dijalankan (melalui research sederhana bisa menggunakan sosial media ataupun melihat pemberitaan online).

Buat rencana baru terkait hal tersebut dan lakukan secara bertahap sambil dilakukan pengukuran berkala perkembangan bisnis anda dan satu hal lagi, bisa gunakan fitur digital sebagai kanal komunikasi dengan calon konsumen (social media, chat dan e-commerce)

 

Q: Jika sekarang sosial media semakin berkembang dan fiturnya canggih (meski harus berbayar) apakah ini berarti penjualan secara offline tidak menjadi tumpuan lagi? Bisakah kita hanya mengandalkan penjualan online?

A: Memang dalam kondisi pandemi saat ini banyak transaksi terjadi secara online, tapi bukan berarti offline akan hilang/sirna.

Kita bisa melihat sendiri disekitar kita proses jual beli barang/jasa sudah mulai dilakukan online dengan menerapkan protokoler kesehatan yang sesuai.

Online bisa jadi tumpuan utama jika kita tepat dalam penggunaannya misal : jika menggunkan e-commerce kita harus memilih e-commerce yang tepat untuk usaha kita

 

Q: Untuk kita yg ingin melakukan ekspor, apakah kita harus membuat barang atau produksi sendiri? Jika kita sebagai reseller, bagaimana kita bisa melakukan ekspor?

A: Banyak yang menjadi reseller karena tahu aturan dan kualitas yang dibutuhkan di pasar export. Cari informasi tentang pasar, syarat, kualitas dan jaringan pembelinya di pasar export.

Anda adalah quality controller barang-barang exportnya. Contohnya di Bali banyak exportir yang tidak produksi sendiri. Perhatikan juga kapasitas produksi/export karena biasanya hitungannya harus reguler dan mengisi kontainer. 

 

Q:   Untuk pemula apakah sangat mungkin untuk mengekspor suatu barang keluar negeri? Misalnya barang home made. Apakah ada kriteria khusus atau strategi yang perlu diperhatikan agar penjualan kita dilirik walaupun masih pemula?

A: Barang harus dibutuhkan oleh pasar exportnya, harus market oriented. Kalau anda dapat menciptakan sesuatu yang inovatif sehingga dianggap solusi oleh pembeli maka pasar dalam atau luar negeri pun bisa dicapai.

Coba lihat Kickstarter, dimana pembeli dan pendanaan dapat diperoleh bahkan sebelum barang diproduksi. 

 

Q: Bagaimana peluang usaha yang bergerak di bidang jasa untuk melakukan ekspor? Bagaimana sistemnya?

A: Perlu diketahui terlebih dahulu Jasanya apa?

Kemudian ditentukan kenapa harus export?

Apakah usaha Anda sudah menguasai pasar di Indonesia?

 

Q: Bagaimana cara untuk bisa masuk dalam Asosiasi Furniture sebagai pelaku UMKM?

A: Bisa dimulai dengan mengunjungi website website asosisasi usaha furniture karena dalam asosiasi cara pendaftaran dan mekanismenya berbeda beda

 

Q: Bagaimana kita bisa dapatkan info tentang fasilitas, dukungan dan program yang diberikan pemerintah tentang ekspor?

A: Sering-sering ngintip UKMIndonesia.id

 

Q: Produk berupa decopage pada kayu, botol, kaleng dan lilin. Saya ingin bertanya untuk produk craft ada peluang ekspor kemana saja ya? Karena produk saya ini msh blm ada legalitasnya. Kayu yg saya pakai ini hanya kayu potongan yg dijual ditukang kayu, apakah perlu juga untuk verifikasi sertifikasinya dan bagaimana caranya Bu Astri? Ada saran dari Ibu untuk meningkatkan kualitas dan ragam craft saya

A: Beda pasar beda selera craft. Beda pula aturannya. Lagi-lagi, apakah memang perlu ke pasar ekspor?

Pasar Indonesia lebih sederhana. Untuk ekspor, legalitas juga perlu diurus.

 

Q: Apakah ada langkah2 yg harus dilakukan agar kita dapat melakukan efisiensi dalam pengiriman ekspor bahan makanan di masa pandemi seperti sekarang ini?

A: Cek standar ekspor makanannya - labeling, ijin edar, dll

Cek standar/syarat higienitas di pasar tujuan, seperti misalnya ada negara Eropa yang mewajibkan bukti bahwa seluruh pekerja di produsen bebas covid-19. 

Untuk efisiensi, bergabunglah dengan eksportir lain yang tujuan pengirimannya sama. Bisa sharing container juga. 

 

Komentar